Mencegah Dampak Pemanasan Global

Rabu, 26 Januari 2011

Mencegah Pemanasan Global




Pemanasan Global adalah suatu kejadian naiknya suhu atmosfir bumi dan lautan secara terus-menerus akibat beberapa hal seperti polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor setiap harinya dan efek rumah kaca. Salah satu sebab yang ditimbulkan dari terjadinya pemanasan global secara terus menerus adalah pergantian musim yang ekstrim dan tidak biasa, seperti misalnya musim kering yang amat berkepanjangan dan lain sebagainya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah pemanasan global diantaranya adalah:
Mengurangi frekuensi pemakaian kendaraan bermotor yang sifatnya perorangan, coba deh pake angkutan yang sifatnya masal seperti bis, angkot, atau kalo jarak kantor / tempat kuliah dekat dari rumah mendingan jalan kaki atau naek sepeda aja,

Suaka Margasatwa dan Cagar Alam

SUAKA MARGASATWA 



 

 

SESUAI dengan namanya, kawasan konservasi dalam bentuk suaka margasatwa (game sanctuary) ditujukan untuk memperlindungi satu atau beberapa jenis satwa tertentu, di dalam habitat aslinya. Suaka margasatwa adalah kawasan yang dibuat untuk menjaga kelestarian satwa yang berstatus terancam (threatened), langka (rare), rawan (vulnerable), dan terkikis (indeterminate). Satwa dengan status terancam dan langka pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena daerah sebarannya yang terbatas, atau hanya hidup setempat; karena tingkat reproduksi yang lambat dan rendah; variasi pakan yang terbatas dan spesifik; kemampuan adaptasi yang rendah terhadap perubahan; atau kemungkinan jenis bersangkutan bersifat monotipik. Sedangkan untuk jenis satwa yang berstatus rawan atau terkikis, umumnya disebakan oleh faktor ancaman kerusakan habitat atau eksploatasi yang terus-menerus, seperti perburuan atau pembasmian.

REBOISASI

 Apa Itu Reboisasi ?



 


Kerusakan hutan tropis yang terjadi di berbagai negara di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun dan bahkan dalam dua atau tiga decade yang akan datang diperkirakan akan mengalami ancaman kepunahan yang disebabkan karena penebangan liar (illegal logging), pengalihan fungsi lahan, eksploitasi hutan yang berlebihan, dan lain-lain. Sehingga pada awal tahun 1990-an para ahli lingkungan dari seluruh dunia mengadakan pertemuan di Rio de Jenero, Brasil yang pada intinya membahas mengenai langkah dan strategi yang harus dilakukan untuk melestarikan alam termasuk juga upaya mengurangi laju kerusakan atau penyelamatan hutan tropis tersebut.
Di Indonesia, laju kerusakan hutan mencapai 2,8 juta hektar per tahun dari total luas hutan yaitu seluas 120 juta hektar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Dari total luas hutan tersebut, sekitar 57 sampai 60 juta hektar sudah mengalami degradasi dan kerusakan sehingga sekarang ini Indonesia hanya memiliki hutan yang dalam keadaan baik kira-kira seluas 50% dari total luas yang ada. Kondisi semacam ini apabila tidak disikapi dengan arif dan segera dilakukan upaya-upaya penyelamatan oleh pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia maka dalam jangka waktu dua dasawarsa Indonesia akan sudah tidak memiliki hutan lagi (Mangrove Information Center, 2006).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia mencapai 25% dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia (18 juta hektar) yaitu seluas 4.5 juta hektar atau sebanyak 3,8 % dari total luas hutan di Indonesia secara keseluruhan. Sedikitnya luas hutan mangrove ini mengakibatkan perhatian Pemerintah Indonesia terhadap hutan mangrove sangat sedikit juga, dibandingkan dengan hutan darat. Kondisi hutan mangrove juga mengalami kerusakan yang hampir sama dengan keadaan hutan-hutan lainnya di Indonesia (Mangrove Information Center, 2006).

Komponen Alam

Komponen Alam Sekitar
 


 
 


Menurut Pertubuhan Ekonomi, Saintifik dan Kebudayaan Bangsa-bangsa Bersatu (UNESCO) biojisim terbahagi kepada;

Tundra dan gurun kutub Antartik contohnya di Artik dan Antartik
Hutan pinus dan hutan jarang Kanada Contohnya di utara Kanada
Hutan daun lebar dan hutan sederhana contohnya di utara Jepun dan Eropah Tengah
Tanah rumput sederhana contohnya di Rusia
Gurun sejuk dan separa sejuk  contohnya di Afghanistan
Hutan belukar dan berdaun sepanjang tahun contohnya di Sepanyol
 Tengah contohnya di Afrika
Gurun panas  contohnya di Australia Barat
Hutan tropika kering  contohnya di India
Hutan hujan sederhana subtropik contohnya di New Zealand
Gunung-ganang dan sistem tanah tinggi contohnya di Banjaran Himalaya
Sistem kepulauan contohnya di Indonesia dan Filipina
Sistem sungai dan tasik  contohnya di Amerika Utara
 

KOMPONEN ALAM SEKITAR

Allah Sang Pencipta

Allah Sang pencipta




Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) tidak hanya yang diciptakan oleh Allah, tetapi juga dijalankan oleh Allah dalam setiap waktu, sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut, ‘Berkata Firaun, ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?’ Musa berkata, ‘Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Thaha: 49-50)
Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik.